PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tradisi lisan
yang tumbuh dan berkembang di masyarakat hadir dari gagasan dan perasaan yang lalu
kemudian menyebar di masyarakat itu pula. Dengan begitu, tradisi lisan tersebut
lahir dari masyrakat, tumbuh di masyarakat dan berkembang di masyarakat
pula. Tradisi yang disebarkan melalui
lisan ini sudah barang tentu merupakan tradisi yang diwariskan secara lisan
dengan turun temurun dalam suatu kelompok tertentu. Tradisi lisan ini mencakup
kesusasteraan lisan baik itu musik, dongeng atau cerita daerah.
Tradisi lisan telah ada sejak manusia belum mengenal
tulisan sehingga bahasa lisan menjadi satu-satunya alat komunikasi yang memegang
peranan penting dalam berkomunikasi. Masyarakat yang dulunya nomaden
menyebabkan tradisi lisan menyebar ke masyarakat di daerah yang berbeda secara
adat istiadat. Maka dari itu, dia tidak hanya tumbuh dan berkembang di daerah
asalnya saja tetapi juga menyebar pada masyarakat lain yang dalam lingkungan
berbeda.
Tidak hanya sekedar
menceritakan hal-hal tertentu saja, di
dalamnya juga terdapat isinya
mengenai beberapa nilai-nilai moral, pendidikan, dialek, estetika, nilai religius, serta kandungan lainnya.
Nyanyian rakyat
adalah salah satu tradisi tradisional yang bersifat lisan yang banyak dikenal
dan dinyanyikan sampai saat ini. Dulu, nyanyian rakyat tidak dituliskan dan
diwarisi secara turun temurun. Nyanyian rakyat lebih mementingkan rasa
kebersamaan, maka dari itu tidaklah penting untuk diketahui siapa penciptanya.
Dengan begitu, masyarakat yang memilikinya mempunyai perasaan memiliki dan
menjadi identitas
Akibat dari penyampaian secara lisan
itu, orang tua selalu menyanyikan nyanyian rakyat kepada anaknya sehingga
anak-anak dapat “menyerapnya” dengan mudah seperti layaknya “menyerap” bahasa
yang dipergunakan sehari-hari.
ISI
NYANYIAN RAKYAT
Nyanyian rakyat adalah sebuah tradisi
lisan dari suatu masyarakat yang diungkapkan melalui nyanyian atau tembang-tembang
tradisional. Berfungsi rekreatif, yaitu mengusir kebosanan hidup sehari-hari maupun
untuk menghindari dari kesukaran hidup sehingga dapat manjadi semacam pelipur lara.
Mengutip artikel dari internet
mengenai pengertian nyanyian rakyat, Brundvand (dalam Sastraperjaka June 26, 2011), nyanyian
rakyat adalah sebuah jenis yang berbentuk folklor yang terdiri dari kata-kata dan lagu, yang beredar
secara lisan dan berbentuk
tradisional.
Fungsi nyanyian rakyat:
1. Kreatif, yaitu untuk menghilangkan kebosanan hidup sehari-hari untuk
menghibur diri dan untuk mengiringi permainan anak-anak.
2. Sebagai pembangkit semangat, yaitu nyanyian untuk bekerja.
3. Sebagai protes sosial, yaitu proses mengenai ketidakadilan dalam
masyarakat atau negara bahkan dunia.
4. Untuk
memelihara sejarah setempat dan klan.
Menurut artikel yang
saya kutip dari internet, nyanyian rakyat dapat digolongkan dalam 3 jenis:
1.
Nyanyian rakyat yang berfungsi adalah
nyanyian rakyat yang kata-kata dan lagunya mempunyai peranan yang sama penting.
Disebut berfungsi karena lirik dan lagunya cocok dengan irama aktivitas khusus
dalam kehidupan manusia. Jenis nyanyian ini selanjutnya dibagi lagi menjadi
beberapa yakni :
a.
Nyanyian kelonan, yakni nyanyian yang lagu
dan irama halus dan tenang, berulang-ulang, ditambah dengan kata-kata kasih
sayang, sehingga dapat membangkitkan rasa kantuk bagi anak yang mendengarnya. Contohnya Lagu
Nina Bobo dari Jakarta dan Timang-Timang
Anakku Sayang dari Sumatera Timur.
b.
Nyanyian kerja, yakni nyanyian yang
mempunyai irama dan kata-kata yang dapat menggugah semangat, sehingga dapat
menimbulkan rasa gairah untuk bekerja.
c. Nyanyian permainan, yakni nyanyian yang mempunyai irama gembira serta kata-kata lucu dan
selalu dikaitkan dengan permainan bermain. Contohnya
Lagu Injit-injit Semut dari Sumatera
Timur dan Potong Bebek dari Maluku
2.
Nyanyian rakyat yang bersifat
liris. Nyanyian
bersifat liris biasanya untuk
menggambarkan rasa haru pengarangnya. Nyanyian ini dibedakan menjadi dua
yaitu:
a.
Nyanyian rakyat liris yang sesungguhnya, yakni nyanyian yang
liriknya mengungkapkan perasaan tanpa menceritakan suatu kisah yang bersambung.
Banyak di antaranya yang mengungkapkan perasaan sedih, putus asa karena
kehilangan suatu cinta, sehingga menimbulkan keinginan-keinginan yang tidak
mungkin tercapai. Contohnya Lagu Kampuang Nan Jauah di Mato dari Sumatera
Barat dan Desaku yang Kucinta dari
Maluku.
b.
Nyanyian rakyat liris yang
bukan sesungguhnya, yakni nyanyian rakyat yang liriknya menceritakan kisah yang bersambung.
Nyanyian jenis seperti nyanyian rakyat yang bersifat kerohanian dan keagamaan lainnya,
nyanyian rakyat yang bersifat memberi nasihat untuk berbuat baik. Contohnya pada Lagu Pok Ame Ame.
3.
Nyanyian rakyat yang bersifat
kisah, yakni
nyanyian rakyat yang menceritakan suatu kisah yang bersifat epos dan balada. Tema cerita
balada mengenai kisah sentimental dan romantik, sedangkan epos yaitu mengenai
kepahlawanan. Contoh nyanyian rakyat yang bersifat epos di Jawa Barat dinyanyikan dalam bentuk pantun Sunda (bukan
sisindiran) yang diiringi kecapi, antara lain seperti Tjarita Mundinglaya Dikusuma dan Tjarita
Nyi Sumur Bandung.
Di tiap-tiap
daerah kelompok masyarakat Indonesia dapat ditemukan berbagai nyanyian rakyat
khas daerah masing-masing. Contoh-contoh yang diberikan pada beberapa lagu dari
daerah yang berbeda di atas juga merupakan lagu-lagu yang sampai saat ini masih
pupuler bahkan di daerah yang berbeda budaya sekalipun.
PENUTUP
Simpulan
Nyanyian rakyat adalah sebuah tradisi
lisan dari suatu masyarakat yang diungkapkan melalui nyanyian atau
tembang-tembang tradisional. Nyayian rakyat memiliki fungi, antara lain
kreatif, sebagai pembangkit semangat, sebagai protes sosial, dan untuk
memelihara sejarah setempat.
Nyanyian rakyat ini juga dibagi lagi
ke dalam tiga bentuk, yaitu nyanyian rakyat yang berfungsi, nyanyian rakyat
yang bersifat liris, dan nyanyian rakyat yang bersifat kisah.
Daftar Pustaka
Nurgiyantoro,
Burhan. 2010. SASTRA ANAK: Pengantar
Pemahaman Dunia Anak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.