coba klik deh :)

Bisnis pulsa murah nih

cari-cari bisnis pulsa murah, eh nemu ini, buka deh. pelajari n daftar segera :) Pulsa Murah

Jumat, 18 Mei 2012


PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Tradisi lisan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat hadir dari gagasan dan perasaan yang lalu kemudian menyebar di masyarakat itu pula. Dengan begitu, tradisi lisan tersebut lahir dari masyrakat, tumbuh di masyarakat dan berkembang di masyarakat pula.  Tradisi yang disebarkan melalui lisan ini sudah barang tentu merupakan tradisi yang diwariskan secara lisan dengan turun temurun dalam suatu kelompok tertentu. Tradisi lisan ini mencakup kesusasteraan lisan baik itu musik, dongeng atau cerita daerah.
            Tradisi lisan telah ada sejak manusia belum mengenal tulisan sehingga bahasa lisan menjadi satu-satunya alat komunikasi yang memegang peranan penting dalam berkomunikasi. Masyarakat yang dulunya nomaden menyebabkan tradisi lisan menyebar ke masyarakat di daerah yang berbeda secara adat istiadat. Maka dari itu, dia tidak hanya tumbuh dan berkembang di daerah asalnya saja tetapi juga menyebar pada masyarakat lain yang dalam lingkungan berbeda. 
            Tidak hanya sekedar menceritakan hal-hal tertentu saja, di dalamnya juga terdapat isinya mengenai beberapa nilai-nilai moral, pendidikan, dialek, estetika, nilai religius, serta kandungan lainnya.
            Nyanyian rakyat adalah salah satu tradisi tradisional yang bersifat lisan yang banyak dikenal dan dinyanyikan sampai saat ini. Dulu, nyanyian rakyat tidak dituliskan dan diwarisi secara turun temurun. Nyanyian rakyat lebih mementingkan rasa kebersamaan, maka dari itu tidaklah penting untuk diketahui siapa penciptanya. Dengan begitu, masyarakat yang memilikinya mempunyai perasaan memiliki dan menjadi identitas
            Akibat dari penyampaian secara lisan itu, orang tua selalu menyanyikan nyanyian rakyat kepada anaknya sehingga anak-anak dapat “menyerapnya” dengan mudah seperti layaknya “menyerap” bahasa yang dipergunakan sehari-hari.




ISI
NYANYIAN RAKYAT
            Nyanyian rakyat adalah sebuah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang diungkapkan melalui nyanyian atau tembang-tembang tradisional. Berfungsi rekreatif, yaitu mengusir kebosanan hidup sehari-hari maupun untuk menghindari dari kesukaran hidup sehingga dapat manjadi semacam pelipur lara.
            Mengutip artikel dari internet mengenai pengertian nyanyian rakyat, Brundvand (dalam Sastraperjaka June 26, 2011), nyanyian rakyat adalah sebuah jenis yang berbentuk folklor yang terdiri dari kata-kata dan lagu, yang beredar secara lisan dan berbentuk tradisional.
            Fungsi nyanyian rakyat:
1. Kreatif, yaitu untuk menghilangkan kebosanan hidup sehari-hari untuk menghibur diri dan untuk mengiringi permainan anak-anak.
2. Sebagai pembangkit semangat, yaitu nyanyian untuk bekerja.
3. Sebagai protes sosial, yaitu proses mengenai ketidakadilan dalam masyarakat atau negara bahkan dunia.
4. Untuk memelihara sejarah setempat dan klan.
            Menurut artikel yang saya kutip dari internet, nyanyian rakyat dapat digolongkan dalam 3 jenis:
1.      Nyanyian rakyat yang berfungsi adalah nyanyian rakyat yang kata-kata dan lagunya mempunyai peranan yang sama penting. Disebut berfungsi karena lirik dan lagunya cocok dengan irama aktivitas khusus dalam kehidupan manusia. Jenis nyanyian ini selanjutnya dibagi lagi menjadi beberapa yakni :
a.       Nyanyian kelonan, yakni nyanyian yang lagu dan irama halus dan tenang, berulang-ulang, ditambah dengan kata-kata kasih sayang, sehingga dapat membangkitkan rasa kantuk bagi anak yang mendengarnya. Contohnya Lagu Nina Bobo dari Jakarta dan Timang-Timang Anakku Sayang dari Sumatera Timur.
b.      Nyanyian kerja, yakni nyanyian yang mempunyai irama dan kata-kata yang dapat menggugah semangat, sehingga dapat menimbulkan rasa gairah untuk bekerja.
c.       Nyanyian permainan, yakni nyanyian yang mempunyai irama gembira serta kata-kata lucu dan selalu dikaitkan dengan permainan bermain. Contohnya Lagu Injit-injit Semut dari Sumatera Timur dan Potong Bebek dari Maluku
2.      Nyanyian rakyat yang bersifat liris. Nyanyian bersifat liris biasanya untuk menggambarkan rasa haru pengarangnya. Nyanyian ini dibedakan menjadi dua yaitu:
a.       Nyanyian rakyat liris yang sesungguhnya, yakni nyanyian yang liriknya mengungkapkan perasaan tanpa menceritakan suatu kisah yang bersambung. Banyak di antaranya yang mengungkapkan perasaan sedih, putus asa karena kehilangan suatu cinta, sehingga menimbulkan keinginan-keinginan yang tidak mungkin tercapai. Contohnya Lagu Kampuang Nan Jauah di Mato dari Sumatera Barat dan Desaku yang Kucinta dari Maluku.
b.      Nyanyian rakyat liris yang bukan sesungguhnya, yakni nyanyian rakyat yang liriknya menceritakan kisah yang bersambung. Nyanyian jenis seperti nyanyian rakyat yang bersifat kerohanian dan keagamaan lainnya, nyanyian rakyat yang bersifat memberi nasihat untuk berbuat baik. Contohnya pada Lagu Pok Ame Ame.
3.      Nyanyian rakyat yang bersifat kisah, yakni nyanyian rakyat yang menceritakan suatu kisah yang bersifat epos dan balada. Tema cerita balada mengenai kisah sentimental dan romantik, sedangkan epos yaitu mengenai kepahlawanan. Contoh nyanyian rakyat yang bersifat epos di Jawa Barat dinyanyikan dalam bentuk  pantun Sunda (bukan sisindiran) yang diiringi kecapi, antara lain seperti  Tjarita Mundinglaya Dikusuma dan Tjarita Nyi Sumur Bandung.
                Di tiap-tiap daerah kelompok masyarakat Indonesia dapat ditemukan berbagai nyanyian rakyat khas daerah masing-masing. Contoh-contoh yang diberikan pada beberapa lagu dari daerah yang berbeda di atas juga merupakan lagu-lagu yang sampai saat ini masih pupuler bahkan di daerah yang berbeda budaya sekalipun.







PENUTUP

Simpulan
            Nyanyian rakyat adalah sebuah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang diungkapkan melalui nyanyian atau tembang-tembang tradisional. Nyayian rakyat memiliki fungi, antara lain kreatif, sebagai pembangkit semangat, sebagai protes sosial, dan untuk memelihara sejarah setempat.
            Nyanyian rakyat ini juga dibagi lagi ke dalam tiga bentuk, yaitu nyanyian rakyat yang berfungsi, nyanyian rakyat yang bersifat liris, dan nyanyian rakyat yang bersifat kisah.
           























Daftar Pustaka

            Dewi, Chantika Lestari. 2010. Jejak sejarah di dalam foklore, mitologi, legenda, upacara, dan lagu dari berbagai daerah di Indonesia. http://senyawa-kimia.blogspot.com/2010/02/jejak-jejak-sejarah-masyarakat.html?m=1 (diakses 06 Mei 2012)

            Nurgiyantoro, Burhan. 2010. SASTRA ANAK: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

            Rhamdani, Andi Muhamad. __. KEBERADAAN FOLKLORE. http://www.scribd.com/doc/48149639/Bag-9-FOLKLORE (diakses 06 Mei 2012)

 

            Sastraperjaka. 2011. Sastra Indonesia. http://sastraperjaka.wordpress.com/2011/06/26/foklor-indonesia/ (diakses 06 Mei 2012)

           



0 komentar:

Posting Komentar