coba klik deh :)

Bisnis pulsa murah nih

cari-cari bisnis pulsa murah, eh nemu ini, buka deh. pelajari n daftar segera :) Pulsa Murah

Jumat, 13 April 2012

Sastra Anak


Perbedaan dan Persamaan Sastra Anak dan Sastra Dewasa

            Dalam bahasa sastra terkandung unsur tujuan keindahan. Sastra memberi kesenangan dan pemahaman tentang kehidupan. Sastra menurut Lukens (2003:9) menawarkan dua hal utama, yaitu kesenangan dan pemahaman. Lukens (2003:4) menegaskan bahwa tujuan memberikan hiburan, tujuan menyenangkan dan memuaskan pembaca, tidak peduli pembaca dewasa ataupun anak-anak, adalah hal yang esensial dalam sastra.
            Stewig mengungkapkan peran sastra bagi anak adalah bahwa di samping memberikan kesenangan juga memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap kehidupan ini. Saxby (1991:4) mengemukakan bahwa jika citraan dan atau metafora kehidupan yang dikisahkan itu berada dalam jangkauan anak, baik yang meliputi aspek emosi, perasaan, pikiran, saraf sendori, maupun pengalaman moral, dan diekspresikan dalam bentuk-bentuk kebahasaan yang juga dapat dijangkau dan dipahami oleh pembaca anak-anak, buku atau teks tersebut dapat diklasifikasikan sebagai sastra anak.
            Sastra anak adalah karya sastra yang menempatkan sudut pandang anak sebagai pusat penceritaan. Orang yang dapat dikategorikan sebagai anak itu adalah orang yang berusia 0 tahun sampai dengan sekitar 12 tahun. Jadi, akan yang dimaksudkan dalam sastra anak itu adalah orang yang berusia 0 tahun sampai sekitar 12 atau 13 tahun, atau anak yang sudah mesuk dalam masa remaja awal. Siapa pun penulis buku bacaan mesti juga sadar kelompok usia mana, atau pada kelas-kelas sekolah berapa, buku yang ditulis itu dimaksudkan.
            Sastra dewasa dan sastra anak sama-sama mempunyai tujuan yang sama, yaitu memberi kesenangan dan pemahaman tentang kehidupan. Kemudian, baik sastra anak dan sastra dewasa merupakan teks sastra sebagai produk penulisan yang dipandang sebagai sebuah citraan kehidupan dan secara potensial juga sebagai metafora kehidupan.
            Huck dkk. (1987:4) mengemukakan perlu adanya perhatian terhadap perbedaan buku yang dimaksudkan sebagai bacaan anak dan dewasa. Buku bacaan tidak begitu saja dapat diberikan kepada anak karena keterbatasan isi kandungan maupun kebahasaan. Perbedaan sastra anak dan sastra dewasa, yaitu pertama anak sebagai pusat penceritaan. Isi kandungan sastra anak dibatasi oleh pengalaman dan pengetahuan anak yang dapat dijangkau dan dipahami serta yang sesuai dengan dunia anak sesuai dengan perkembangan emosi dan kejiwaannya. Sementara cerita dewasa yaitu, cerita yang melibatkan proses emosional yang ruwet dengan bahasa yang abstrak.
            Dua, keterbatasan isi dan bentuk. Perbedaan antara sastra anak dan sastra dewasa adalah terdapat dalam hal tingkatan pengalaman yang dikisahkan dan atau yang diperlukan untuk memahani, bukan pada hakikat kemanusiaan yang dikisahkan. Pada sastra anak diceritakan fantasi-fantasi seperti cerita binatang yang berbicara dan bertingkah laku seperti manusia, cerita dewa, sesuatu yang bagi orang dewasa tidak masuk akal. Sedangkan sastra dewasa menceritakan cerita yang melibatkan pengalaman hidup yang kompleks.
            Ketiga, bahasa dan cara pengisahan. Pada sastra anak, bahasa yang digunakan berkarakteristik sederhana, sederhana dalam struktur, kosa kata dan ungkapan. Bahasa sastra anak masih lebih lugas, apa adanya, dan tidak berbelit. Alur cerita haruslah yang juga sederhana, mudah dipahami dan diimajinasikan, tidak berbelit dan tidak kompleks. Sementara sastra dewasa menggunakan kosakata dan kalimat yang kompleks.
            Bandingkan contoh puisi karya Sapardi Djoko Damono dan puisi anak karya Gabriel Sianipar berikut ini:
            MATA PISAU
            Oleh: Sapardi Djoko Damono

            mata pisau itu tak berkejap menatapmu
            kau yang baru saja mengasahnya
            berfikir: ia tajam untuk mengiris apel
            yang tersedia di atas meja
            sehabis makan malam;
            ia berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu

            CENDRAWASIH
            Oleh: Gabriel Sianipar

            Engkau burung dari Sorga
            Hidup di tanah Papua
            Bulumu indah
            Warna warni
            Tapi sayang
            Engkau sulit dijumpai di alam bebas
            Mari selamatkan Cendrawasih
            Jangan sampai ia tinggal cerita
           
            Dari kedua contoh puisi di atas, dapat dilihat secara jelas perbedaan yang ada pada keduanya, baik dari pusat penceritaan, isi dan bentuk, bahasa dan cara pengisahan. Pada puisi anak karya Gabriel kata yang digunakan sangatlah sederhana. Puisi yang ditulis tidaklah kompleks dan sangat “telanjang makna”. Kata yang tertuang hanya berdasarkan apa yang dilihat dan dirasakannya sehingga mudah dimengerti. Berbeda dengan puisi karya Sapardi yang begitu banyak menggunakan majas dengan bahasa dan permasalahan yang kompleks. Namun walaupun begitu, kedua puisi itu berangkat dari kehidupan yang dialami penulisnya dan bertujuan untuk menghibur.
            Demikianlah paparan saya mengenai persamaan dan perbedaan yang ada pada sastra anak dan sastra dewasa dengan disertai contoh.
           



0 komentar:

Posting Komentar