coba klik deh :)

Bisnis pulsa murah nih

cari-cari bisnis pulsa murah, eh nemu ini, buka deh. pelajari n daftar segera :) Pulsa Murah

Jumat, 13 April 2012

Sastra Bandingan


“Film dan Novel” Dua Media Berbeda
(analisis terhadap novel ke film The Boy in the Striped Pyjamas)


            Tidak sedikit film-film yang beredar di masyarakat, baik film luar negeri maupun dalam negeri, yang ceritanya berangkat dari novel. Novel-novel yang dianggap sebagai best seller, banyak yang kemudian diangkat menjadi sebuah film. Dari perfilman Indonesia ada Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Cintaku di Kampus Biru, Eifel I’am In Love, Dealova, dan sederetan film lainnya.
The Boy in the Striped Pyjamas yang disutradarai oleh Mark Herman adalah salah satu dari kebanyakan film luar negeri yang diangkat dari novel dengan judul yang sama yaitu The Boy in the Striped Pyjamas yang ditulis oleh John Boyne. Selain The Boy in the Striped Pyjamas masih ada lagi sederetan film yang diangkat dari novel seperti Harry Potter, Message In A Bottle, Arthur, Twilight, Bridge Jones’s Diary, Bridge To Teribithia, Sturdust, dan film lainnya.
            Dengan adanya pengalihan bentuk suatu karya sastra dari novel ke film maka sudah pasti ada beberapa hal yang dikurangi atau ditambahkan. Keaslian cerita pada novel sudah tidak terlihat lagi dalam film. Jika novel disajikan dengan menggunakan kata-kata maka film disajikan dengan gambar. Seorang sutradara harus bisa menggunakan simbol-simbol dengan baik untuk menggambarkan sesuatu tanpa narasi seperti pada novel.
Dalam hal ini, perubahan bentuk (media) karya sastra menjadi sebuah film menurut Eneste (1991: 11) disebut ekranisasi. Ekranisasi adalah pelayarputihan atau pemindahan/pengangkatan sebuah novel (karya sastra: pen.) ke dalam film (ecran dalam bahasa Perancis berarti layar). (NH, Herry, “EKRANISASI: Alternatif Studi Sastra Banding”, 08 Jun, http://blog.unand.ac.id/tegarayama/2010/06/08/ekranisasi-alternatif-studi-sastra-banding/) (09 Mei 2011)
            Dengan adanya ekranisasi tentu saja ada pengurangan atau penghapusan pada karya aslinya. Melalui film, novel yang berhalaman tebal dan dibaca dalam beberapa hari akan dapat dituntaskan dalam waktu yang lebih singkat. Novel dan film adalah dua media yang berbeda. Dan karena perbedaan media tersebut tentu saja ada perbedaan yang terdapat antara novel dan film The Boy in the Striped Pyjamas walaupun film itu diangkat dari judul novel yang sama.
            Jika cerita yang ada pada novel dan film dibandingkan akan terlihat sangat jelas perbedaannya. Dalam novel, pada awal cerita Satu Berita Baru Untuk Bruno menceritakan perihal kepindahannya. Mulai dari Bruno pulang sekolah dan bingung melihat barang-barangnya yang dimasukkan dalam peti kayu, pegangan tangga yang dijadikan sebagai tempat seluncur, kebiasaan Bruno saat kaget, percakapan Bruno dan Ibunya tentang alasan kepindahan mereka, sekolah, dan hal lainnya. Detail-detail yang disajikan dalam novel jauh lebih terperinci seperti barang pribadi Bruno yang disembunyikan dalam lemari, lingkaran di bawah mata Ibunya, dan detail lainnya.
            Sementara jika dilihat melalui filmnya alasan kepindahan yang diutarakan Ayah dan Ibu Bruno hanya sedikit dan tidak sedetail yang ada dalam novel. Kemudian bagian yang menceritakan Maria mengepak barang Bruno juga tidak diperlihatkan dalam film. Dalam filmnya hanya diperlihatkan adegan Bruno pulang sekolah dan kaget melihat barang-barang di rumahnya di rapikan karena akan diadakan pesta untuk menyambut kepindahtugasan ayahnya dan sedikit percakapan tentang alasan kepindahan mereka.
            Selanjutnya penyebutan Out-With dalam novel yang merupakan pelesetan dari Auschwitz juga tidak disebutkan dalam film. Entah kenapa daerah rumah baru itu disebut sebagai pedesaan dan Auschwitz ataupun Out-With tidak disebutkan dalam filmnya.
            Ada lagi pada bagian Sebelas The Fury pada novel yang menceritakan beberapa bulan sebelum keluarga Bruno pindah. Pada bagian ini The Fury datang ke rumah Bruno untuk membicarakan pekerjaan ayahnya. Namun jika dilihat dalam filmnya bagian The Fury datang ke rumah Bruno untuk makan malam dan membicarakan pekerjaan ayahnya tidak diperlihatkan dan mungkin saja sengaja dihilangkan.
            Pada bagian selanjutnya, bagian Dua Belas Tanya-Jawab antara Shmuel dan Bruno. Jika dalam novel, bagian ini menceritakan keluarga mereka masing-masing, Shmuel dan Bruno. Umur dan tanggal lahir mereka yang sama. Shmuel yang bercerita kepada Bruno tentang keluarganya sebelum dia berada di kamp itu. Ayahnya yang bekerja sebagai pembuat jam tangan, sekolahnya, hingga Shmuel dan yang lainnya harus tinggal satu ruangan. Namun saat dilihat pada filmnya perckapan seperti ini ditiadakan.
            Enam Belas Rambut Baru. Bagian yang menceritakan tentang rambut Gretel dan Bruno yang sama-sama berkutu sehingga mereka harus memakai shampo khusus yang baunya tidak enak. Namun kemudian ayah mencukur rambut Bruno menjadi botak dan kelihatan mirip Shmuel. Sama pada sebelumnya pada bagian ini juga ditiadakan dalam film.
            Pada bagian lainnya menceritakan kesenangan Bruno dan Gretel bermain pertunjukan bersama nenek. Hampir di setiap pesta yang diadakan di rumahnya selalu didominasi oleh nyanyian. Kadang Bruno melakukan trik sulap dan Gretel menari kemudian di akhir drama Bruno akan membacakan puisi panjang karya penyair terkenal. Ada pula yang memaparkan detail sebab nenek menjadi sangat marah ketika tahu pekerjaan Ayah Bruno. Semua kejadian pada bagian ini, bagian yang ada dalam novel, ditiadakan dalam filmnya.
            Memang ada ditayangkan dalam film sebab kemarahan nenek kepada Ayah Bruno tetapi itu tidak sedetail seperti yang dipaparkan dalam  novel. Pada film saat pesta sedang berlangsung, Ayah Bruno turun untuk memberi salam dan setelah itu berbincang dengan kakek, nenek, dan istrinya. Pada saat perbincangan itulah dipaparkan sebab nenek sangat tidak menyukai pekerjaan Ayah Bruno. Pendapat nenek yang mungkin salah mendidiknya ketika masih kecil dan kesukaan Ayah Bruno berdandan merupakan sedikit dari banyak percakapan yang sama pada novel dan filmnya.
            Jika terus membandingkan antara dua media yang berbeda ini, novel dan film, maka akan banyak sekali ditemukan perbedaan di dalamnya. Narasi-narasi yang dianggap tidak penting dalam novel akan dihilangkan saat berubah media menjadi film. Dan hal-hal penting lainnya dalam novel akan tetap diadakan dalam film tetapi tetap saja tidak asli seperti pada novel. Selain perbedaan yang saya paparkan di atas masih banyak lagi perbedaan yang ada pada kedua media itu. Sekalipun cerita sebuah film berangkat dari novel dan telah berubah media maka tidak akan ditemui lagi keaslian pada ceritanya. Semua telah dibuat menjadi sebuah karya baru dengan penambahan atau penghilangan bagian tertentu.

  

0 komentar:

Posting Komentar