coba klik deh :)

Bisnis pulsa murah nih

cari-cari bisnis pulsa murah, eh nemu ini, buka deh. pelajari n daftar segera :) Pulsa Murah

Jumat, 13 April 2012

Sastra Bandingan


(analisis terhadap kecenderungan chicklit asli Indonesia dan terjemahan)


Chicklit identik sebagai novel yang membicarakan perempuan lajang kota-kota besar yang tidak lagi muda dengan segala masalah kehidupannya. Pencarian cinta untuk menemukan seorang lelaki yang tepat, kemudian karir, lalu berat badan berlebih yang selalu menjadi hantu menakutkan, mode-mode pakaian, tas, sepatu, dan seputar masalah perempuan lainnya.
Bridget Jones’s Diary merupakan sebuah novel perempuan yang menjadi fenomena baru dalam dunia sastra dan disebut sebagai chicklit. Di Indonesia, chicklit dikenal pada tahun 2003 setelah Gramedia Pustaka Utama menerbitkan chicklit terjemahan. Tidak hanya chicklit terjemahan, pada tahun 2004, lahirlah chicklit asli Indonesia yang ditulis oleh Icha dengan judul Cintapuccino.
Untuk pembahasan chicklit yang saat ini sedang marak di toko-toko buku saya telah membaca dan mengutip sebuah artikel dari internet. Berikut artikel yang saya baca mengenai chicklit.
Yang disebut chicklit atau chick literature menurut Dewi Lestari, penyanyi dan penulis buku Supernova, yakni novel fiksi yang ditulis oleh wanita dan bertutur tentang wanita, terutama dari kalangan perkotaan yang mandiri dari segi sosial dan ekonomi. Kata Dewi, "Tokoh dalam chicklit usianya berkisar antara 20 hingga 30-an, belum menikah dan biasanya kisahnya seputar karier, kehidupan cinta atau romantisisme, lengkap dengan detil kesehariannya." Bahasa yang digunakan juga sangat mudah dicerna karena menggunakan bahasa sehari-hari. Selain itu istilah-istilah dalam chicklit banyak mencantumkan kosakata modern yang sudah tidak asing lagi di kalangan wanita, seperti misalnya Prada, Armani, Manolo Blahnik, atau Jimmy Choo, yakni merk-merk tas dan sepatu ternama yang amat disukai wanita. Apa yang ada dalam chicklit adalah cermin wanita urban masa kini. Salah satu situs tentang chicklit di internet juga menguraikan hal serupa. Menurut www.chicklit.us, pengertian chicklit mengacu pada literatur modern khusus wanita. Cerita dalam chicklit menuturkan wanita yang tengah mencari pasangan hidupnya. Kisahnya lucu, ada unsur humornya, cerdas dan sangat menghibur. (Yusrini, ficky, “Chicklit, genre baru?.”, Friday, December, 24, 2004, http://ficky-yusrini.blogspot.com2004_12_01_archive.html, (27 Maret 2011).
Dalam hal melihat kecenderungan antara chicklit asli Indonesia dan terjemahan saya mengambil contoh untuk masing-masingnya. Untuk chicklit asli Indonesia saya mengambil Pillow Talk karangan Christian Simamora dan Bridget Jones’s Diary karya Helen Fielding untuk chicklit terjemahan.
Pillow Talk merupakan salah satu chicklit Indonesia karangan Christian Simamora. Novel ini bercerita tentang dua orang sahabat yaitu Emi dan Jo yang bersahabat dari kecil namun persahabatan itu lebih dari sahabat. Trauma masa lalu Emi ketika berpacaran dengan sahabatnya, Santo, yang menyebabkan putus cinta dan persahabatan menjadi alasan bagi Emi untuk tidak menjalin hubungan cinta dengan Jo.
Emi seorang perempuan dewasa yang bekerja di situs belanja online, bisnis patungannya dan Ajeng. Emi, seorang gadis cuek yang dipandang “nakal” karena kebiasaannya yang suka dugem dan having sex dengan banyak laki-laki. Namun itu semua karena Emi masih mencari pasangan yang tepat untuk hidupnya walau Emi sudah dilamar oleh pacaranya. Tapi dibalik itu semua Emi adalah perempuan yang teguh dalam prinsip juga mandiri.
Sementara ada pula chicklit terjemahan Bridget Jones’s Diary yang ditulis oleh Helen Fielding. Bridget adalah seorang perempuan berusia tiga puluh tahun yang masih single, selalu takut dengan berat badan dan penampilannya, gelisah karena belum menemukan pasangan yang baik sehingga dia selalu dijodohkan oleh orang tua, tetangga ataupun temannya yang sudah menikah. Tetapi Bridget menyukai bosnya yang playboy dan takut komitmen.
Karena pada dasarnya chicklit menceritakan perempuan dewasa beserta hidup dan karirnya, maka pada dua chiklit tersebut, baik chicklit  Indonesia maupun terjemahan, terdapat kecenderungan yang sama dalam novel itu. Seperti namanya chicklit yang menceritakan masalah perempuan dewasa yang belum menikah maka kecenderungan pertama pada kedua chicklit itu adalah perempuan dewasa yang dituntut untuk mencari psasangan dan segera menikah karena sudah tidak muda lagi. Dalam novel Pillow Talk dapat dilihat dari kutipan berikut:
Kalo dia nggak salah, yang jelas-jelas cewek tulen itu kan Emi. Harusnya pikiran yang didorong jam biologis itu muncul di kepala Emi, dan bukannya Jo. (Simamora, 2010 : 396)
Juga pada kutipan Bridget Jones’s Diary:
“Maksudku, pasti kau mengalami masa-masa sulit, tanpa calon pasangan di hadapanmu dan jam biologismu terus berdetak,” katanya, menendangku di bawah meja. (Fielding, 2004 : 192)
            Kemudian kecenderungan kedua yang ada pada chicklit asli Indonesia maupun terjemahan adalah masalah karir. Dalam Pillow Talk dan Bridget Jones’s Diary terdapat kutipan sebagai berikut:
Berkat kerja keras keduanya, bisnis patungan itu berkembang pesat. (Simamora, 2010 : 58)
Aku ingin punya karier,” katanya. Dan sisi jahat dirikju merasa senang dan puas diri karena aku punya karier. (Fielding, 2004 : 104)
            Lalu kecenderungan selanjutnya dalam chiklit asli Indonesia dan terjemahan adalah tokoh utamanya yang seorang perempuan selalu dihadapkan dengan jalan cinta yang rumit. Seperti harus memilih salah satu dari dua laki-laki, pacar yang selingkuh, dan jauh-jauh mencari cinta ternyata cinta itu adalah orang terdekat. Dapat dilihat dari kutipan berikut:
Dia terus meneruskan ucapannya, ”Emi, cheri...., would you marry me?” (Simamora, 2010 : 12)
“Santi ini calaon mantunya Mama, lho, “kata Mama Dimas, ..... (Simamora, 2010 : 192)
Tapi Jo malah mengulang pertanyaannya, “Ems, kalo kita nikah nanti, kamu tetep manggil aku ‘Sayang’ kan?” (Simamora, 2010 : 459)
Juga pada kutipan Bridget Jones’s Diary
Mengapa aku masih amat menyukai Daniel? (Fielding, 2004 : 158)
05.00. Aku luluh lantak. Pacarku tidur dengan raksasa wanita berkulit perunggu. (Fielding, 2004 : 249)
Lalu Mark mengambilgelas sampanye dari tanganku, menciumku, dan berkata, “Baiklah Bridget Jones, lain kali aku akan bilang pardon.” (Fielding, 2004 : 414)
            Karena chicklit membahas seputar yang berhubungan dengan perempuan modern maka kecenderungan selanjutnya adalah fashion. Kecenderungan itu terlihat dari kutipan berikut:
“Buat gue, nama itu keren-keren aja kok. Kayak Dolce&Gabbana, Alice+Olivia, ... (Simamora, 2010 : 439)
Celana dalam Gossard Glossies-ku pasti cocok. (Fielding, 2004 : 202)
Ada pula kecenderungan yang sama pada chicklit asli Indonesia ataupun terjemahan, yaitu cenderung menghadirkan orang dekat sebagai sahabat tokoh utama sebagai tempat untuk berbagi. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini:
Dari cerita sahabatnya itu, kemungkinan besar sih kerja sama itu bakalan bener kejadian. (Simamora, 2010 : 58)
Aku lah sahabat karib Tom, bukan Jude. (Fielding, 2004 : 355)
Dalam penggunaan bahasa baik itu saat percakapan ataupun narasi chicklit asli Indonesia cenderung menggunakan bahasa sehari-hari yang ringan dan mudah dipahami dalam artian bahasa itu tidak baku sementara pada chiklit terjemahan cenderung menggunakan bahasa indonesia baku. Seperti contoh kutipan berikut:
Cowok itu nggak mungkin bisa lama-lama marah di dekatanya. (Simamora, 2010 : 272)
“Lha elo... pergi nggak bilang-bilang.” (Simamora, 2010 : 272)
Aku tidak pernah melihatnya sekusut itu. (Fielding, 2004 : 165)
“Tidak bisakah aku merayumu dengan ketimun?tanyaku, ... (Fielding, 2004 : 31)
            Chicklit identik dengan perempuan dewasa mapan yang tinggal di kota metropolitan. Tentu saja hal-hal seperti party dengan teman-teman hingga hal yang mengenai seksualitas sekalipun tidak tabu bagi kebanyakan chiklit terjemahan. Hal semacam itu dengan gamblang disajikan dalam cerita. Sementara di Indonesia hal yang menyinggung seksualitas seperti itu masih di anggap tabu, dalam artian penggambaran seksualitas dalam teks tidak secara terang-terangan masih setengah-setengah walau tidak pada semua chicklit. Seperti pada chicklit Mendamba karya Aditia Yudis dan Rain Affair karya Clara Canceriana yang hanya sebatas cium dan peluk saja. Ada pula sebagian chiklit yang berani membicarakan seksualitas dari bentuk ciuman, kelamin dan ranjang sekalipun. Pillow Talk menurut saya chicklit yang berani membicarakan kelamin namun ketika sampai pada ranjang penceritaan tidak diteruskan.
Chicklit asli Indonesia ataupun terjemahan memiliki beberapa kecenderungan dalam ceritanya. Kecenderungan seperti yang telah saya sebutkan di atas seperti cinta, karir, fashion, adanya orang dekat sebagai sahabat tokoh utama, hingga penggunaan bahasa, selalu ada di chiklit apa pun, sementara Pillow Talk dan Bridget Jones’s Diary hanyalah salah satu contoh dari kebanyakan chiklit lainnya.





0 komentar:

Posting Komentar