Persamaan Cerita Dalam Novel Jalan Tak Ada Ujung dan Film A
Walk in the Clouds
Jalan Tak
Ada Ujung sebuah novel karya
Muchtar Lubis yang bercerita tentang ketakutan Guru Isa pada waktu revolusi.
Isa adalah seorang guru yang yang
dihormati tetapi hidup dalam kekurangan. Karena kekurangan Guru Isa dalam hal ekonomi, Fatimah, istri Guru Isa harus meminjam uang untuk kebutuhan makan. Selain itu karena Guru Isa tidak bisa memberikan
keturunan pada istrinya sehingga hubungan mereka menjadi tidak harmonis.
Ketidakharmonisan dalam rumah tangga ini juga merupakan ketakutan bagi Guru
Isa.
Ketakutan Guru isa timbul ketika berjalan hendak
menuju sekolah kemudian dia mendengar suara tembakan. Lalu Guru Isa bergabung
dalam sebuah organisasi atas ajakan seorang pemuda bernama Hazil. Dalam
organisasi itu Guru Isa bertugas sebagai penyelundup senjata ke Karawang. Dan
kemudian hari-harinya selalu dilanda ketakutan. Mimpi-mimpi tentang peperangan,
tentang darah yang mengalir, tentang orang yang dipotong-potong dan mimpi
lainnya.
Kejadian pelemparan bom tangan di sebuah bioskop
Rex oleh Hazil dan Rakhmat semakin menambah ketakutan Guru Isa. Setiap hari
ketakutan Guru Isa bertambah hingga Guru Isa sakit. Setelah beberapa hari, ketika
Guru Isa sedang duduk di tangga depan rumahnya datanglah polisi. Guru Isa
ditangkap dan dipaksa mengakui semua yang telah dia lakukan seperti halnya
pengakuan Hazil.
Sementara ada pula film yang berjudul A Walk
in the Clouds yang mempunyai kemiripan jalan cerita dengan Jalan
Tak Ada Ujung. Paul adalah seorang tentara yang baru pulang setelah Perang
Dunia II. Setelah lama menunggu Betty, istrinya, tidak juga datang menjemputnya
akhirnya Paul memutuskan untuk pulang sendiri. Betty yang dinikahi sebelum Paul
dikirim untuk berperang telah mengatur semuanya. Betty meminta Paul untuk
menjadi seorang penjual coklat. Selama perjalanan Paul bertemu dengan seorang
perempuan yang bernama Victoria. Mereka terlibat percakapan. Victoria
menceritakan masalah yang dialaminya kepada Paul dan akhirnya Paul bersedia
membantu Victoria tetapi hanya untuk satu hari saja.
Paul berpura-pura menjadi suami Victoria, diterima
dan disambut dengan baik oleh keluarga dan masyarakat setempat kecuali ayahnya
yang mengetahui ada sesuatu dibalik semua itu. Namun dalam kepura-puraan itu
Paul masih mengingat dan mencintai Betty namun kian hari bersama Victoria rasa
cinta Paul pun tumbuh. Karena pengalamannya berperang, setiap kali tidur Paul
selalu bermimpi buruk. Dia selalu bermimpi yang sama, membuka pintu asuhan dan
melihat banyak mayat bergelimpangan, banyak darah, api, dan bom.
Sandiwara itu terus berjalan hingga suatu hari Paul
dan Victoria bertekad untuk mengakui semuanya. Ayah Victoria, Don Alberto,
sangat marah kepada Paul. Akhirnya Paul kembali ke rumah untuk menemui Betty
namun sayang perselingkuhan Betty dengan seorang pria terbongkar. Tapi tak ada
marah di hati Paul karena dengan begitu dia bisa mencintai Victoria. Saat Paul
datang untuk menemui Victoria terjadi pertengkaran antara Ayah Victoria dan
Paul dan mengakibatkan kebakaran pada kebun anggur. Paul tidak putus asa dan
dengan keoptimisannya bisa membuat segalanya menjadi baik kembali.
Setelah
membaca novel Jalan Tak Ada Ujung dan
menonton film A Walk in the Clouds
saya melihat ada beberapa persamaan pada keduanya baik itu dari latar cerita
baik maupun tokoh. Pertama, mempunyai latar cerita yang sama yaitu latar perang. Dalam Novel Jalan Tak Ada Ujung ditandai dengan kutipan:
Tiba-tiba seorang pemuda yang
bersenapan menembak. Isa melihat debu diterbangkan peluru dekat kaki seorang
serdadu-serdau India. Tak kena. Dengan cepat serdadu-seradu India itu
berpencar, sambil menjatuhkan diri ke tanah, dan mencari perlindungan. (Lubis, 2010 :10)
Sedangkan dalam film A Walk in the Clouds terbukti dengan adegan pertama saat
Paul baru saja pulang dari perang.
Persamaan kedua yaitu sama-sama membahas trauma dan
ketakutan yang kemudian menjadi mimpi. Pada Jalan
Tak Ada Ujung yaitu Guru Isa yang selalu ingat suara tembakan di gang dan orang
Tionghoa yang ditembak ditandai dengan kutipan:
Tiba-tiba dia teringat kembali
pertempuran di Jalan Asam Lama. Di matanya terbayang orang Tionghoa yang kena
tembak. Darah mengalir. Dia membayangkan dirinya kena tembak demikian, dan
perasaam tidak enak masuk ke dalam hatinya. (Lubis, 2010 : 27)
Sedangkan trauma tokoh Paul yaitu ketika
dia tertidur dan selalu bermimpi tentang perang yang di dalam mimpinya ketika Paul membuka pintu panti
asuhan banyak mayat bergelimpangan.
Persamaan selanjutnya yaitu adanya perasaan lega. Keduanya sama-sama merasa lega
karena tidak lagi merasa tertekan. Guru Isa yang tidak lagi merasa tertekan dengan permintaan Fatimah
dan segala bentuk yang bertentangan dengan nuraninya. Dapat dilihat dari
kutipan berikut:
Dan ketika Guru Isa mendengar derap
sepatu datang ke pintu Kamar mereka, dia merasa damai dengan rasa takut yang
timbul. Dia tahu terror mereka tidak akan menyentuhnya lagi. Dia telah bebas. (Lubis, 2010 :
165)
Dan Paul yang akhirnya tidak lagi menjadi
prajurit dan tidak lagi bersama Betty sehingga dia bisa hidup bersama Victoria
dan hidup dari kebun Anggur.
Kemudian
persamaan selanjutnya yaitu perubahan tokoh di akhir cerita. Hazil yang
mempunyai keberanian berubah menjadi seorang yang penakut atas perbuatannya
selama ini, berbanding terbalik dengan Guru Isa. Sedangkan dalam film A Walk in the Clouds tokoh Don Alberto yang dulunya
sangat membenci Paul akhirnya berubah dan mau menerima Paul sebagai menantunya.
Itulah beberapa
persamaan yang saya temukan setelah membaca novel Jalan Tak Ada Ujung dan film A
Walk in the Clouds.
.




0 komentar:
Posting Komentar